Akademisi Ajak Masyarakat Bali Pahami Fungsi Kain Tradisional

- 30 Juni 2022, 21:47 WIB
Akademisi Ajak Masyarakat Bali Pahami Fungsi Kain Tradisional
Akademisi Ajak Masyarakat Bali Pahami Fungsi Kain Tradisional /Tangkap Layar/YouTube Disbud Prov Bali

TENTANGBATU.COM - Akademisi dari Institut Seni Indonesia Denpasar Anak Agung Ngurah Anom Mayun Konta Tenaya mengajak masyarakat Bali untuk mencintai dan menjaga warisan kain tradisional atau wastra Bali, sekaligus dapat memahami fungsi dan kegunaannya.

"Dengan mencintai dan menjaga kain tradisional yang merupakan kekayaan budaya, berarti kita juga menjaga ingatan kita tentang sejarah, budaya, dan peradaban Bali," kata Anom Mayun saat menjadi narasumber Kriyaloka (Lokakarya) Kain Tenun Tradisional di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, saat ini perkembangan motif dan warna-warna kain tradisional sangat pesat, tetapi publik masih kurang pengetahuan dan pemahaman tentang jenis-jenis kain tradisional Bali.

"Para perajin dan pedagang pun juga banyak yang tidak tahu apa fungsi dan kegunaan kain tradisional. Jadi, melalui kriyaloka dalam Pesta Kesenian Bali ini, paling tidak kita dapat memberikan pemahaman bahwa apa yang diwariskan para leluhur, kita kembalikan pada fungsinya," ujarnya.

Mengawali pemaparannya, Anom Mayun menguraikan secara fungsional klasifikasi kain tradisional Bali dibagi menjadi 12 kelompok yakni Bebali, Wali, Keling, Endek, Cepuk, Gringsing, Poleng, Songket, Prada, Kain Cecawangan, Sembong dan Dobol, serta Blengbong.

"Kain Bebali, orang-orang di Bali utara menyebutnya dengan nama 'wangsul' dan di Bali timur dengan nama 'gedongan'. Motif Bebali umumnya berbentuk garis melintang. Kainnya pun berbentuk lingkaran yang tidak putus," ucap pria yang juga kurator kain tenun tradisional koleksi Museum Bali itu.

Kain Bebali ini digunakan dalam upacara Manusa Yadnya, dimulai dari upacara bayi dalam kandungan, terlepasnya tali pusar, 42 hari, atau pada saat upacara enam bulan. Pada upacara enam bulan misalnya, kain Bebali yang digunakan berjenis Bebali Sukawerdhi yang diyakini dapat menangkal bahaya.

Kain Bebali juga digunakan sebagai pelengkap sarana upacara Dewa Yadnya seperti tigasan yang dihaturkan pada Rong Tiga Kemulan. Jenis-jenis kain Bebali antara lain Uyah Areng, Kayu Tulak, Tulang Mimi, Alang-Alang Sekabung dan sebagainya.

Selanjutnya kain Wali dengan ciri-ciri membentuk kotak-kotak kecil, dengan berbahan dasar benang katun atau sutra. Kain ini dipakai sebagai kain perempuan pada upacara akil balig, dan metatah atau upacara meningkat dewasa.

Halaman:

Editor: Nando Rifky

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x